Prabu Kalwasesa dari negara Bumirengka yang ingin bersaudara dengan Dur-yudana, tetapi niat itu membuat marah Adipati Karna sehingga terjadi perselisihan.
Sementara itu di Partapaan Girikembang Begawan Indratenaya memerintahkan anaknya yang bernama Jayalengkara agar mencari Wahyu Kastuba Urip sebagai sarana kembalinya para Pandawa.
Di perjalanan Jayalengkara mendapat pohon besar berdaun satu dan berbuah satu dan disitulah tempat wahyu. Jayalengkara kemudian melepaskan panah pada pohon itu, yang lalu berubah ujud menjadi Rujakpolo, buahnya menjadi Jamus Kalimasada, dan daunnya menjadi keris Pulanggeni.
Di perjalanan Jayalengkara diculik oleh Prabu Kalawasesa. Peristiwa itu segera dila-porkan oleh Petruk kepada Begawan Indratenaya dan terjadilah peperangan antara Kalawasesa dan Indratenaya. Indratenaya kemudian berubah ujud menjadi Arjuna, Kalawasesa berubah menjadi Bima, mahkotanya menjadi Puntadewa dan Sumping menjadi Nakula serta Sadewa, sedangkan Jayalengkara menjadi Angkawijaya.
Sementara itu di Partapaan Girikembang Begawan Indratenaya memerintahkan anaknya yang bernama Jayalengkara agar mencari Wahyu Kastuba Urip sebagai sarana kembalinya para Pandawa.
Di perjalanan Jayalengkara mendapat pohon besar berdaun satu dan berbuah satu dan disitulah tempat wahyu. Jayalengkara kemudian melepaskan panah pada pohon itu, yang lalu berubah ujud menjadi Rujakpolo, buahnya menjadi Jamus Kalimasada, dan daunnya menjadi keris Pulanggeni.
Di perjalanan Jayalengkara diculik oleh Prabu Kalawasesa. Peristiwa itu segera dila-porkan oleh Petruk kepada Begawan Indratenaya dan terjadilah peperangan antara Kalawasesa dan Indratenaya. Indratenaya kemudian berubah ujud menjadi Arjuna, Kalawasesa berubah menjadi Bima, mahkotanya menjadi Puntadewa dan Sumping menjadi Nakula serta Sadewa, sedangkan Jayalengkara menjadi Angkawijaya.